transliterasi

Rabu, 02 Oktober 2019


JUNI BERSEMI


Pagi, semburat senyumu
Menyibak heningnya dunia
Dedaunan berseri tertawa riang
Bermahkotakan embun, pemberi kesejukan dunia
Pagi, sorotlah jiwanya
Biarkan dia temanimu
Mengisi rasa heningmu
Menyapa dunia penuh pesona
Berteman langit, berkawan gumpalan awan
Pagi, sambutlah harinya
Sambutlah dengan gayamu
Sambutlah dengan tawa, tangis,
canda, dan senyum manismu
Biarkan dia bahagia,
hembuskan aura segarmu
Biarkan dia menemuimu
Pagi, sambutlah harinya
Hari cerah untuk jiwa besarnya
Sambutlah….
Sambutlah untuk hari lahirnya
Katakan padanya, bahwa aku takut mengatakanya
Pagi, ucapkanlah padanya
“Selamat ulang tahun Ibuku, Guruku,
Sahabatku, Kawanku, Temanku.
Semoga angan dan cita-cita besarmu,
terdengar oleh jiwa-Nya.
Percayalah, Tuhan selalu menyertaimu.
Teruslah berjalan,
meski hujan badai menerjang jiwa ragamu.
Tenanglah, pasti ada jalan-Nya.
Selamat ulang tahun Ibuk,
Panjang umur, sehat, dan berkah selalu untukmu”
Pagi, katakanlah hal itu
Sambutlah dengan dekapan hangatmu
Lakukanlah…
I Love You
Hewul Speed






Ibuk

IBUK

Ibuk, entah darimana aku bertanya, dari utarakah, atau dari timur yang semakin mashur. 

Tutur lembut katamu, benar-benar bangkitkan hasratku.
 Engkau tahu, jiwaku pernah kalut, terkoyak oleh bayangan hitam, perasaan kelam yang menggetarkan perasaanku. 
Kau tahu, aku lelah, lemah, resah, dan gundah dengan semua kepahitan dalam pepatnya perasaanku. 
Ibuk, kau mampu bangkitkan nafasku, untuk menghirup udara bebas yang membesarkan hatiku. Ibuk,,, entahlah, semuanya telah Tuhan amini.
Terkadang, rasaku teramat acuh, angkuh, dan meneguhkan egoku. 
Terlebih saat tawa-tawa sumbang mengusik liku jalan yang semakin terjal. 
Ibuk, terimakasih untuk semua itu. Semua angin yang kau hembuskan pada jiwaku. 
Kau tahu, jiwaku teramat lelah, menepis dan menopang semua perasaan. 
Tapi Tuhan berkata lain, 
Dia datangkanmu untuk diriku, saat hati dan batinku benar-benar terpuruk disudutkan waktu. Tanpamu aku tak tahu. 
Ibuk, kaulah malaikat kecil yang Tuhan kirimkan untuk menuntun nafasku. 
Biarlah, kebodohanku kekal abadi, seiring pudarnya duri durian dari wewangian dunia. Terimakasihku untuk keteguhanmu. 
Ibuk. 
I Love You. Hewulspeed.

*****************
Sebuah cuitan untuk Ibuk, yang telah bersedia membantuku, mengurai kecemasan dalam hidupku. Entah bagaimana aku membalasnya, mungkin hanya segelintir coretan itu yang bisa aku ungkapkan. Terimakasih banyak telah sudi membantuku, mewujudkan harapan kecil dari kedua orang tuaku. Semoga namamu selalu mekar di benakku. 
"Teruslah berjalan, meski hujan badai menerjang jiwa ragamu. Tenanglah, pasti ada jalan-Nya"
NH
*********